Batu (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦧꦠꦸ Pegon: باتو osob kiwalan: utaB[5]) adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 90 km sebelah barat daya Surabaya atau 15 km sebelah barat laut Malang. Kota Batu berada di jalur yang menghubungkan Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Wilayah kota ini berada di ketinggian 700-2.000 meter dan ketinggian rata-rata yaitu 871 meter[6] di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata mencapai 11-19 derajat Celsius.

Kota Batu dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Malang, yang kemudian ditetapkan menjadi kota administratif pada 6 Maret 1993. Pada tanggal 17 Oktober 2001, Batu ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang.

Batu dikenal sebagai salah satu kota wisata terkemuka di Indonesia, karena potensi keindahan alam yang luar biasa. Kekaguman bangsa Belanda terhadap keindahan dan keelokan alam Batu membuat wilayah kota Batu disejajarkan dengan sebuah negara di Eropa yaitu Swiss dan dijuluki sebagai De Kleine Zwitserland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa[7] Bersama dengan Kota Malang dan Kabupaten Malang, Kota Batu merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang).

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Peresmian pemandian Selecta (1900-1920).
Bioskop "Mimosa" di Batu (1941).

Sejak abad ke-10, wilayah Batu dan sekitarnya telah dikenal sebagai tempat peristirahatan bagi kalangan keluarga kerajaan, karena wilayah adalah daerah pegunungan dengan kesejukan udara yang nyaman, juga didukung oleh keindahan pemandangan alam sebagai ciri khas daerah pegunungan.

Pada waktu pemerintahan Kerajaan Medang di bawah Raja Sindok, seorang petinggi Kerajaan bernama Mpu Supo diperintah oleh Raja untuk membangun tempat peristirahatan keluarga kerajaan di pegunungan yang didekatnya terdapat mata air. Dengan upaya yang keras, akhirnya Mpu Supo menemukan suatu kawasan yang sekarang lebih dikenal sebagai kawasan wisata Songgoriti. Atas persetujuan Raja Sindok, Mpu Supo yang konon kabarnya juga sakti mandraguna itu mulai membangun kawasan Songgoriti sebagai tempat peristirahatan keluarga kerajaan serta dibangun sebuah candi yang diberi nama Candi Supo.[7]

Di tempat peristirahatan tersebut terdapat sumber mata air yang mengalir dingin dan sejuk seperti semua mata air di wilayah pegunungan. Mata air dingin tersebut sering digunakan mencuci keris-keris yang bertuah sebagai benda pusaka dari Kerajaan Medang. Oleh karena sumber mata air yang sering digunakan untuk mencuci benda-benda kerajaan yang konon katanya bertuah dan mempunyai kekuatan supranatural yang dahsyat, akhirnya sumber mata air yang semula terasa dingin dan sejuk akhirnya berubah menjadi sumber air panas, dan sumber air panas itu sampai sekarang menjadi sumber abadi di kawasan Wisata Songgoriti.

Wilayah Kota Batu yang terletak di dataran tinggi di lereng pegunungan dengan ketinggian 700 sampai 1.700 meter di atas permukaan laut, berdasarkan kisah-kisah orang tua maupun dokumen yang ada maupun yang dilacak keberadaannya, sampai saat ini belum diketahui kepastiannya tentang kapan nama "Batu" mulai disebut untuk menamai kawasan peristirahatan tersebut.

Dari beberapa pemuka masyarakat setempat memang pernah mengisahkan bahwa sebutan Batu berasal dari nama seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama Abu Ghonaim atau disebut sebagai Kyai Gubug Angin yang selanjutnya masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu. Dari kebiasaan kultur Jawa yang sering memperpendek dan mempersingkat mengenai sebutan nama seseorang yang dirasa terlalu panjang, juga agar lebih singkat penyebutannya serta lebih cepat bila memanggil seseorang, akhirnya lambat laun sebutan Mbah Wastu dipanggil Mbah Tu menjadi Mbatu atau Batu sebagai sebutan yang digunakan untuk sebuah kota dingin di Jawa Timur.

Sedikit menengok ke belakang tentang sejarah keberadaan Abu Ghonaim sebagai cikal bakal serta orang yang dikenal sebagai pemuka masyarakat yang memulai babad alas dan dipakai sebagai inspirasi dari sebutan wilayah Batu, sebenarnya Abu Ghonaim sendiri adalah berasal dari wilayah Jawa Tengah. Abu Ghonaim sebagai pengikut Pangeran Diponegoro yang setia, dengan sengaja meninggalkan daerah asalnya Jawa Tengah dan hijrah ke kaki Gunung Panderman untuk menghindari pengejaran dan penangkapan dari serdadu Belanda (Kompeni).

Abu Ghonaim atau Mbah Wastu yang memulai kehidupan barunya bersama dengan masyarakat yang ada sebelumnya serta ikut berbagi rasa, pengetahuan dan ajaran yang diperolehnya semasa menjadi pengikut Pangeran Diponegoro. Akhirnya banyak penduduk dan sekitarnya dan masyarakat yang lain berdatangan dan menetap untuk berguru, menuntut ilmu serta belajar agama kepada Mbah Wastu.[7] Awalnya mereka hidup dalam kelompok (komunitas) di daerah Bumiaji, Sisir dan Temas, namun akhirnya lambat laun komunitasnya semakin besar dan banyak serta menjadi suatu masyarakat yang ramai.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Salah satu wilayah perkebunan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dengan latar belakang pegunungan Butak-Kawi-Panderman.

Wilayah Kota Batu terletak di kaki dan lereng pegunungan dan berada pada ketinggian rata-rata 700-2.000 m di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata mencapai 11-22 derajat Celsius. Batu dikelilingi beberapa gunung, di antaranya adalah:

Dengan luas wilayah sekitar 202,30 km², sebagian besar keadaan topografi kota Batu didominasi kawasan dataran tinggi dan perbukitan yang berlembah-lembah yang terletak di lereng dua pegunungan besar, yaitu Arjuno-Welirang dan Butak-Kawi-Panderman. Di wilayah kota Batu, yang terletak di sebelah utara pusat kota terdapat sebuah hutan lebat yang merupakan kawasan hutan lindung, yakni Taman Hutan Raya Raden Soerjo. Wilayah Kota Batu berbatasan dengan beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Timur, yaitu

UtaraKabupaten Mojokerto & Kabupaten Pasuruan
TimurKecamatan Karangploso & Kecamatan SingosariKabupaten Malang
SelatanKecamatan Dau & Kecamatan WagirKabupaten Malang
BaratKecamatan PujonKabupaten Malang

Jenis tanah yang berada di kota Batu sebagian besar merupakan andosol, selanjutnya secara berurutan adalah kambisol, latosol dan aluvial. Tanahnya berupa tanah mekanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi. Sifat tanah semacam ini mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi.

Sebagai layaknya wilayah pegunungan yang subur, Batu dan sekitarnya juga memiliki panorama alam yang indah dan berudara sejuk, tentunya hal ini akan menarik minat masyarakat lain untuk mengunjungi dan menikmati Batu sebagai kawasan pegunungan yang mempunyai daya tarik tersendiri. Untuk itulah di awal abad ke-19 Batu berkembang menjadi daerah tujuan wisata, khususnya orang-orang Belanda, sehingga orang-orang Belanda itu ikut membangun tempat-tempat peristirahatan (villa) bahkan bermukim di Batu.

Situs dan bangunan-bangunan peninggalan Belanda atau semasa pemerintahan Hindia Belanda itu masih berbekas bahkan menjadi aset dan kunjungan wisata hingga saat ini.

Keindahan alam Batu yang memadukan antara nuansa arsitektur Eropa dan pegunungan yang indah memukau Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, sehingga setelah Perang Kemerdekaan, Soekarno-Hatta sempat berkunjung dan beristirahat di kawasan Selecta, Batu.

sembunyiData iklim Batu, Jawa Timur, Indonesia
BulanJanFebMarAprMeiJunJulAgtSepOktNovDesTahun
Rata-rata tertinggi °C (°F)25.6
(78.1)
25.7
(78.3)
25.7
(78.3)
26
(79)
26.3
(79.3)
26.1
(79)
25.6
(78.1)
26.2
(79.2)
27
(81)
27.3
(81.1)
26.7
(80.1)
25.8
(78.4)
26.17
(79.16)
Rata-rata harian °C (°F)21.6
(70.9)
21.5
(70.7)
21.3
(70.3)
21.2
(70.2)
21.2
(70.2)
21.1
(70)
20.2
(68.4)
20.6
(69.1)
21.3
(70.3)
22.1
(71.8)
21.9
(71.4)
21.5
(70.7)
21.29
(70.33)
Rata-rata terendah °C (°F)17.3
(63.1)
17.3
(63.1)
17.2
(63)
17
(63)
16.5
(61.7)
15.4
(59.7)
14.8
(58.6)
15.1
(59.2)
15.7
(60.3)
16.8
(62.2)
17.1
(62.8)
17.2
(63)
16.45
(61.64)
Presipitasi mm (inci)362
(14.25)
334
(13.15)
255
(10.04)
171
(6.73)
74
(2.91)
51
(2.01)
24
(0.94)
13
(0.51)
30
(1.18)
79
(3.11)
209
(8.23)
297
(11.69)
1.899
(74,75)
Rata-rata hari hujan232018158632381719142
kelembapan81.782.382.279.279.877.375.172.970.970.974.479.177.15
Rata-rata sinar matahari bulanan1391601832122562642862892502522111922.694
Sumber #1: Climate-Data.org[8] & BMKG[9]
Sumber #2: Weatherbase[10]

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Daftar Wali Kota[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah Daftar Wali Kota Batu, Jawa Timur, Indonesia dari masa ke masa.

No.Wali KotaAwal MenjabatAkhir MenjabatPrd.Wakil Wali KotasembunyiKet.
ImamKabul-1stmayorofBatu.jpegDr. H.M.
Imam Kabul
M.Si. M.Hum.
22 Oktober 200125 November 2002[ket. 1]
125 November 200226 Agustus 20071Muhammad Khudlori[ket. 2]
Drs.
Muhammad Khudlori
26 Agustus 200720 September 2007[ket. 3]
220 September 200726 November 2007
Drs.
Soerjanto Soebandi
M.M.
26 November 200724 Desember 2007[ket. 4]
3H.
Eddy Rumpoko
24 Desember 200724 Desember 20122Budiono
26 Desember 201227 Desember 20173Punjul Santoso
4Dra. Hj.
Dewanti Rumpoko
M.Si
27 Desember 2017Petahana4
Keterangan
  1. ^ Sebagai Pejabat Wali Kota
  2. ^ Wafat saat menjabat
  3. ^ Sebagai Pelaksana Tugas Wali Kota
  4. ^ Sebagai Pelaksana Harian Wali Kota
  Non-partisan / Penugasan Pemerintah

Secara administrasi, pemerintahan Kota Batu dipimpin oleh seorang wali kota dan wakil wali kota yang membawahi koordinasi atas wilayah administrasi kecamatan yang dikepalai oleh seorang camat. Kecamatan dibagi lagi menjadi desa dan kelurahan yang dikepalai oleh seorang kepala desa dan seorang lurah. Seluruh camat dan lurah merupakan jajaran pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kota, sedangkan kepala desa dipilih oleh setiap warga desa setiap periode tertentu dan memiliki sebuah pemerintahan desa yang mandiri. Sejak 2007, wali kota Batu dan wakilnya dipilih langsung oleh warga kota dalam pilkada, setelah sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kota. Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu saat ini adalah Dewanti Rumpoko dan Punjul Santoso yang berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Batu dalam empat periode terakhir.

Partai PolitikJumlah Kursi dalam Periode
2004-2009[11]2009-2014[12]2014-20192019-2024[13]
  PKB4Penurunan 0Kenaikan 4Kenaikan 5
  Gerindra(baru) 0Kenaikan 4Steady 4
  PDI-P5Steady 5Steady 5Kenaikan 6
  Golkar5Penurunan 3Steady 3Kenaikan 4
  NasDem(baru) 1Kenaikan 3
  PKS1Steady 1Steady 1Kenaikan 4
  PAN2Kenaikan 3Steady 3Penurunan 2
  Hanura(baru) 3Penurunan 1Penurunan 0
  Demokrat4Penurunan 3Steady 3Penurunan 2
  Sarikat1Penurunan 0
  PNBK1Penurunan 0
  PDS1Penurunan 0
  PNIM1Steady 1
  PPIB0Kenaikan 2
  Barnas(baru) 1
  PKNU(baru) 1
  Patriot0Kenaikan 1
  PKPB0Kenaikan 1
Jumlah Anggota25Steady 25Steady 25Kenaikan 30
Jumlah Partai10Kenaikan 12Penurunan 9Penurunan 8

Kecamatan[sunting | sunting sumber]

Kota Batu terdiri dari 3 kecamatan, 5 kelurahan, dan 19 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 203.214 jiwa dengan luas wilayah 136,74 km² dan sebaran penduduk 1.486 jiwa/km² dengan kode pos 65311 hingga 65338.[14][15]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Batu, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
KecamatanJumlah
Kelurahan
Jumlah DesaStatusDaftar
Desa/Kelurahan
35.79.01Batu44Desa
Kelurahan
35.79.02Bumiaji9Desa
35.79.03Junrejo16Desa
Kelurahan
TOTAL519

Kecamatan Batu pernah menjadi kota kecamatan bagian dari Kabupaten Malang, kemudian bersama dengan Kecamatan Bumiaji dan Kecamatan Junrejo yang juga bagian dari Kabupaten Malang, ketiga kecamatan tersebut digabung dan Batu ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif pada tahun 1993. Sejak tanggal 17 Oktober 2001, Batu ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang.

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Pemandangan pusat kota Batu dari arah Gunung Banyak.

Perekonomian Kota Batu banyak ditunjang dari sektor pariwisata dan pertanian. Letak Kota Batu yang berada di wilayah pegunungan dan pembangunan pariwisata yang pesat membuat sebagian besar pertumbuhan PDB Kota Batu ditunjang dari sektor ini. Di bidang pertanian, Batu merupakan salah satu daerah penghasil apel terbesar di Indonesia yang membuatnya dijuluki sebagai kota apel. Apel Batu memiliki empat varietas yaitu manalagirome beautyanna, dan wangling. Batu juga dikenal sebagai kawasan agropolitan, sehingga juga mendapat julukan kota agropolitan. Karena letak geografis yang berada di dataran tinggi, kota Batu banyak menghasilkan sayur mayur, dan bawang putih. Selain itu, Batu juga merupakan kota seniman di mana terdapat banyak sanggar lukis dan galeri seni di kota ini.

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), terdapat 12 sekolah negeri dan swasta [16] yang tersebar di 3 kecamatan di Kota Batu yaitu:

  • SMAN 1 Batu
  • SMAN 2 Batu
  • SMAN 3 Batu
  • SMA Al Hikmah Boarding School Batu
  • SMAS Islam Batu
  • SMAS Selamat Pagi Batu
  • SMAS Al-Izzah Batu
  • SMAS Immanuel Batu
  • SMAS Muhammadiyah 3 Batu
  • SMAS Islam Hasyim Asy Ari Batu
  • MAN Kota Batu

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Kawasan alun-alun Kota Batu pada malam hari.

Pariwisata kota Batu merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia. Jumlah kunjungan wisatawan ke kota ini merupakan salah satu yang terbesar bersama dengan Bali dan Yogyakarta. Objek wisata kota Batu sangat beragam, dari sejarah, retail, pendidikan, hingga kawasan alam. Di objek wisata Songgoriti terdapat Candi Songgoriti peninggalan Kerajaan Medang dan arca Ganesha peninggalan Kerajaan Singhasari serta tempat peristirahatan yang dibangun sejak zaman Belanda.

Ada pula objek wisata terbaru di Kota Batu berupa wisata udara paralayang. Setiap hari Minggu, di alun-alun Batu diselenggarakan Pasar Wisata Minggu yang menjual makanan khas Batu serta berbagai macam kerajinan tangan. Jawa Timur Park merupakan salah satu tempat wisata paling populer di Jawa Timur.

Di Batu juga terdapat Batu Night Spectacular, taman hiburan remaja dengan beberapa wahana menyerupai Dunia Fantasi Ancol di Jakarta. Selain itu, ada juga tempat pariwisata pelajar dan keluarga yaitu Museum Satwa. Museum yang bertaraf internasional dan bergaya Yunani ini adalah museum di mana replika satwa di seluruh dunia yang belum punah dan yang sudah punah ada di sini. Kita juga dapat melihat replika kerangka hewan purba. Museum Satwa ini juga pernah menjadi tempat syuting video clip lagu dari The Virgin yaitu Belahan Jiwa. Berbagai sarana kegiatan luar ruang banyak tersedia dan yang paling terkenal adalah Beji Outbound yang terletak di Desa BejiKecamatan Junrejo.

Pada tahun 2014, di kota ini dibuka Museum Angkut yang merupakan museum koleksi alat transportasi yang ada di seluruh dunia. Museum ini menjadi museum transportasi pertama dan terlengkap di Asia. Selain itu, pada tahun 2015 di kota Batu juga dibuka The Bagong Adventure Museum Tubuh. The Bagong Adventure Museum Tubuh ini merupakan wisata pendidikan tentang anatomi tubuh manusia. The Bagong Adventure Museum Tubuh ini menjadi museum anatomi tubuh pertama di Indonesia dan terbesar di Asia.

Pada tahun 2015 di kota Batu juga resmi beroperasi Predator Fun Park yang merupakan wisata pendidikan dengan koleksi hewan-hewan predator. Predator Fun Park terletak di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo. Saat ini ada pula tempat wisata baru, Jatim Park 3 yang datang dengan mengusung tema Dino Park. Jatim park 3 dengan luas 5 hektar hadir bersama 17 zona permainan yang siap untuk dijelajahi. Demi memudahkan pengunjung untuk menikmati wahana yang ada di tempat ini, wahana di bagi menjadi beberapa kategori.[1]

Wisata Alam[sunting | sunting sumber]

  • Wisata gua terdapat di Cangar dan Tlekung
  • Air terjun Coban Rais
  • Air terjun Coban Talun
  • Air terjun Coban Putri
  • Pemandian Songgoriti (pemandian air panas)
  • Pemandian Selecta (pemandian air)
  • Pemandian Cangar (pemandian air panas mengandung belerang)

Agrowisata[sunting | sunting sumber]

Wisata Perkemahan[sunting | sunting sumber]

Wisata Keluarga[sunting | sunting sumber]

Wisata Pendidikan[sunting | sunting sumber]

  • Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu
  • Museum Angkut+
  • Museum Satwa (Jawa Timur Park 2)
  • The Bagong Adventure Museum Tubuh
  • Omah Munir (Museum)
  • Kampoeng Kidz

Akomodasi[sunting | sunting sumber]

Demi menunjang pariwisata yang berada di Kota Batu, dapat ditemukan dengan mudah tempat akomodasi mulai dari guest house / rumah singgah, villalosmen, hingga hotel berbintang yang tersebar di beberapa titik strategis kota.

Retail[sunting | sunting sumber]

Kota Batu memiliki beberapa pusat perbelanjaan mulai dari pusat perbelanjaan modern hingga pasar modern dan tradisional. Pusat perbelanjaan modern ternama di Batu di antaranya adalah Lippo Plaza Batu dan Plaza Batu, sedangkan pasar tradisional ternama di kota Batu adalah Pasar Batu. Selain itu, di Batu juga terdapat pasar terapung yang bernama Pasar Apung Nusantara yang menjadikannya sebagai pasar terapung pertama di Jawa Timur. Kompleks Pasar Apung Nusantara ini menjadi satu kesatuan dari kompleks wisata Museum Angkut di kota Batu.

Lingkungan[sunting | sunting sumber]

Banjir bandang[sunting | sunting sumber]

Bencana banjir bandang terjadi di Kota Batu pada 4 November 2021. Wilayah yang terdampak yakni beberapa titik desa di kecamatan Bumiaji, tepatnya di desa Sumber Brantas, dusun Sambong dan dusun Beru di desa Bulukerto, Jalan Raya Selecta di desa Tulungrejo, desa Pandanrejo, dusun Gemulo di desa Punten, dan Jalan Raya Dieng di desa Sidomulyo.[17][18] Banjir bandang terjadi pasca Kota Batu diguyur hujar dengan intensitas tinggi sejak sore hari[18]

Dampak dari bencana ini, hingga 5 November 2021, ditemukan 6 orang korban meninggal dunia. Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, PMI, Basarnas, TNI, Polri dan lintas instansi terkait, melakukan pencarian korban hilang lain di wilayah terdampak.[19] Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Agung Sedayu, mengatakan pada 4 November 2021, banjir bandang ini merusak 21 bangunan, umumnya adalah rumah warga, kemudian 30 kendaraan juga rusak yakni 27 motor dan 3 mobil.[17]

Kuliner[sunting | sunting sumber]

Masakan[sunting | sunting sumber]

Masakan khas Kota Batu, adalah:

  • Pos Ketan Legenda
  • Warung Khas Batu
  • Sate Kelinci
  • Soto
  • Bakso Batu ( Bakso Arief, Bakso Kota,dll)
  • Sego Bancakan
  • Lalap Ikan Wader
  • Mendhol Tempe
  • Sego Empog

Jajanan pasar[sunting | sunting sumber]

Jajanan pasar khas Kota Batu, adalah:

  • Ketan Manis (yaitu jajanan pasar, terdiri dari ketan, bubuk kelapa dan gula manis)
  • Tape Ketan Hitam (yaitu bisa ditemukan di daerah Cangar, yang dapat menghangatkan tubuh)

Minuman[sunting | sunting sumber]

Minuman khas Kota Batu, adalah:

  • Es Krim Milco (yaitu es krim buatan rumahan merk MILCO khas Batu)
  • Angsle (sejenis kolak dengan ketan dan serabi juga petulo yang sangat nikmat dengan suasana dingin Kota Batu)
  • Susu KUD Kota Batu

Oleh-oleh[sunting | sunting sumber]

Oleh-oleh khas Kota Batu, adalah:

  • Berbagai produk apel, termasuk: sari apel, jenang dan dodol apel, cuka apel
  • Berbagai keripik: keripik singkong, kentang, dan aneka buah lainnya
  • Berbagai sari buah: Sari buah apel, dan lainnya
  • Susu segar

Media Massa[sunting | sunting sumber]

Mitra FM, salah satu stasiun radio di Batu

Sebagian besar jaringan media cetak maupun elektronik yang ada di Kota Batu juga dapat diterima wilayah Malang Raya lainnya, yaitu Kota Malang dan Kabupaten Malang. Stasiun televisi di Batu di antaranya Batu TV. Stasiun radio di Batu di antaranya Radio Mitra FM, radio keluarga dengan jangkauan meliputi Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang. Radio ini mengudara di frekuensi FM 97.0 MHz sejak tahun 2007.


0 comments: